Selasa, 01 Mei 2012

enterobius vermicularis

ENTEROBIUS VERMICULARIS
(OXYURIS VERMICULARIS)







Oleh :
       Jamaludin




AKADEMI KEPERAWATAN Dr. SOEDONO MADIUN







ENTEROBIUS VERMICULARIS
(OXYURIS VERMICULARIS)
                                                                              
Kingdom  : 
Animalia
Filum        :
Nematoda
Kelas         :
Subclass    :
Order         :   
 Keluarga   :
Genus        :   
Enterobius

MORFOLOGI

Cacing betina memiliki panjang 8-13mm. Sedangkan yang jantan 2-5mm.
Dewasa: berbentuk spindle/seperti otot, warna putih, terdapat pelebaran cuticula/cervical alae pada leher, terdapat bulbus aesophagii pada bagian anterior, dan pada cacing jantan ujung posterior melengkung ke ventral terhadap spiculae.
Telur: ukuran 50-60 x 20-30 mikron, bentuk asimetris, plano convex, satu dinding agak datar dan dinding yang lain cembung. Dinding tebal dan transparan, berisi unsegmented ovum sampai larva, terapung dalam larutan garam jenuh, sifatnya ringan dan tahan kekeringan, cacing betina memproduksi telur 5-15 ribu butir/hari


HABITAT
Biasanya menempati daerah bagian bawah ileum, cecum dan colon. Cacing ini menempel pada mucosa usus dan kadang-kadang pada sub-mucosa.


DISTRIBUSI
Cacing kremi ini memiliki distribusi di seluruh dunia,  dan yang paling umum infeksi di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Di Amerika Serikat, sebuah studi oleh Pusat Pengendalian Penyakit melaporkan keseluruhan kejadian sebesar 11,4% di antara orang-orang dari segala usia. Cacing kremi sangat sering terjadi pada anak, di kelompok usia ini yang telah dilaporkan setinggi 61% di India, 50% di Inggris, 39% di Thailand, 37 % di Swedia, dan 29% di Denmark. Dengan menghisap jari dan menggigit kuku telah terbukti dapat meningkatkan baik kejadian infeksi, Karena menyebar dari host ke host melalui kontaminasi. Cacing kremi adalah umum di antara orang yang tinggal di kontak dekat, dan cenderung terjadi pada semua orang dalam rumah tangga.












SIKLUS HIDUP


Kehidupan seluruh siklus dari telur hingga dewasa terjadi dalam saluran pencernaan manusia dari sebuah host manusia tunggal.
Menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi telurnya. Dapat juga melalui udara yang mengandung telur cacing yang berasal dari pakaian atau tempat tidur penderita lalu terhirup bersama udara pernafasan.
Telur menetas dalam duodenum, kemudian cacing kremi menghasilkan larva yang tumbuh pesat dan bermigrasi melalui usus kecil menuju usus besar. Selama migrasi ini mereka akan berubah menjadi dewasa. Cacing betina dapat bertahan selama 5 sampai 13 minggu, dan cacing jantan sekitar 7 minggu. Cacing betina dan jantan bertemu diileum, dimana setelah itu cacing kremi jantan biasanya mati, dan keluar bersama kotoran. Para cacing kremi betina menetas dan menetap di ileum sampai di kolon asendent, di mana mereka menempel pada mukosa. Proses bertelur dimulai sekitar lima minggu setelah konsumsi awal telur cacing kremi. Para cacing kremi betina gravid bermigrasi melalui usus besar menuju anus  dengan kecepatan 12 sampai 14 cm per jam.  Cacing muncul dari anus, dan saat bergerak pada kulit dekat anus, para cacing kremi betina mengeluarkan telur, kemudian hancur  atau  pecah karena manusia menggaruk worm tersebut. Setelah mendepositkan telurnya, cacing betina akan mati. Cacing betina keluar melalui anus karena untuk mendapatkan oksigen yang diperlukan untuk pematangan telur.

PENULARAN
Setelah telur telah awalnya disimpan dekat anus, mereka dapat segera dikirim ke permukaan lain melalui kontaminasi.Permukaan telur lengket saat diletakkan, dan telur dapat segera ditularkan dari deposit awal mereka dekat anus untuk kuku, tangan, sampai pakaian. Dari sini, telur selanjutnya ditransmisikan ke makanan, air, mainan, kamar mandi dan objek lain. Hewan peliharaan sering membawa telur di bulu mereka, sementara tidak benar-benar terinfeksi. Debu yang mengandung telur dapat bercampur dengan udara dan tersebar luas, akibatnya telur dapat terhirup dan bisa masuk mulut kemudian ditelan. Meskipun cacing kremi tidak ketat berkembang biak di dalam tubuh inang manusia mereka, beberapa larva cacing kremi dapat menetas pada mukosa dubur, dan bermigrasi ke usus dan kembali ke saluran pencernaan, Proses ini disebut retroinfection. Meskipun umurnya terbatas, yaitu 13 minggu, perkambangbiakan cacing kremi baik melalui rute anus ke mulut atau melalui retroinfection, menyebabkan cacing kremi menghuni host yang sama tanpa batas.
·        Per oral : tertelan oleh makanan yang terinfeksi cacing
·        Perinhalasi : telur terdapat pada debu sehingga terhirup saat bernafas
·        Auto infection : infeksi melalui tangan(habis menggaruk anus yang gatal) masuk kedalam mulut
·        Retrofection : telur diperianal menetas, keluar larva dan akan masuk melalui anus menuju colon untuk tumbuh menjadi cacing dewasa.


PENGARUH PADA HOST
Karena menimbulkan gatal-gatal pada anus/pruritus ani, sering kali terjadi autoinfeksi. Bisa juga terjadi retroinfection dimana telur cacing menetas didaerah perianal yang lembab, kemudian larvanya naik ke kolon lalu ke intestinum lewat anus.
Infeksi karena enterobius vermicularis biasanya mengenai semua anggota keluarga dan asymtomatis.
Bila infeksinya berat, biasanya menimbulkan priuritas ani yang hebat, insomnia, gelisah dan anoreksia. Pada wanita dapat menimbulkan pruritis vulva dan keputihan.
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium adalah melakukan perianal swab(apusan perianal) yang dilakukan pagi hari, sebelum penderita mandi dan buang air besar.


PENCEGAHAN
·       Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan hygine pribadi dan menghindari penularan.
·       Pengobatan oleh penderita dan anggota keluarga
·       Potong kuku
·       Mencuci tangan sebelum sesudah makan
·       Orang yang terinfeksi sebaiknya tidur secara terpisah
·       Bila perlu, konsumsi obat cacing secara berkala

defisiensi lemak


DEFISIENSI LEMAK





Disusun oleh kelompok 4
Anggota     :

   Jamaludin   ( 11. 048 )


AKADEMI  KEPERAWATAN  DR.SOEDONO  MADIUN
JALAN  IMAM  BONJOL  NO.01 MADIUN




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yng Maha Esa atas selesainya penyusunan makalah ini tanpa halangan suatu apapun.
Makalah ini disusun dengan cara diskusi bersama dari berbagai sumber dan dikemas dengan cara praktis, sehingga dapat dipelajari dengan mudah. Selain untuk memperluas cakrawala pengetahuan, makalah ini diharapkan memperlancar proses belajar mengajar  dan pemahaman anda tentang “Defisiensi Lemak”.
Kami menyadari, makalah ini jauh dari sempurna. Masih banyak kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun, sangat diharapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kami khususnya dan selanjutnya kami lebih meningkatkan kompetensi sehingga dapat menjadi perawat profesional sebagaimana yang diharapkan oleh bangsa dan negara.



Madiun, April 2012

                                                                                                 
                                                                                                            Penyusun







DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
BAB I   PENDAHULUAN......................................................................................................3
BAB II  PEMBAHASAN.........................................................................................................5
II.1 Lemak Di Dalam Tubuh........................................................................................5
II.2 Kebutuhan Lemak..................................................................................................6
II.3 Defisiensi Lemak....................................................................................................7
II.4 Akibat Kelebihan dan Kekurangan lemak.............................................................8
II.5 Penyakit Akibat Dari Defisiensi Lemak................................................................9
II.6 Solusi Akibat Dari Defisiensi Lemak..................................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................13













BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Lemak  disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lemak secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda. Dalam bahan makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible) dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega, margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu, telur, dansebagainya. Fungsi dan manfaat lemak sehubungan dengan fungsi lemak sebagai bahan makanan lemak mempunyai peranan yang penting,karena (Pyke, 1977) mengemukakan bahwa:(1). Kandungan kalorinya sangat tinggi. Oleh karena itu sangat penting untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang mengerjakan tugas/pekerjaan fisik yang berat. Selain itu adanya lemak dalam bahan makanan dapat memberikan citarasa kelezatan yang lebih menarik. (2).  Kandungan asam lemak sangat penting, yang disebut asam lemak esensial, karena dapatmerupakan prekursor pembentukan hormon tertentu seperti prostaglandin. Selain itu juga sebagai penyusun membran yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme. (3). Lemak juga dapat melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. Oleh karena itu mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak akan menjamin penyediaan vitamin-vitamin tersebut untuk keperluan tubuh. (4). Lemak dalam tubuh mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada dalam tubuh dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.
B.  Rumusan Masalah
Rumusan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apa saja lemak dalam tubuh ?
2.    Bagaimana kebutuhan lemak dalam tubuh ?
3.    Pengertian defisiensi lemak?
4.    Apa akibat dari defisiensi lemak?
5.    Apa saja penyakit akibat dari defisiensi lemak?
6.    Bagaimana solusi akibat dari defisiensi lemak?

C.  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian defisiensi lemak
2.    Mengetahui apa akibat defisiensi lemak
3.    Mengetahui penyakit akibat defisiensi lemak
4.    Mengetahui bagaimana solusi akibat defisiensi lemak





























BAB II
PEMBAHASAN


II.1 Lemak di dalam Tubuh
Lemak di dalam tubuh dibedakan atas lemak yang merupakan bagian sel, lemak yang merupakan simpanan energi dan lemak metabolik. Lemak yang merupakan bagian sel berfungsi memperkuat selterutama sebagai bagian membran sel. Fosfolipida merupakan bagainterbesar lemak pada membran sel.
Lemak yang merupakan simpanan energi berbentuk trigliserida,kebanyakan berupa lemak jenuh dan lemak tak jenuh tunggal. Jenislemak dalam makanan sehari-hari mempengaruhi susunan lemak simpana. Simpanan energi di dalam tubuh berbentuk lemak karena lemak dapat menyimpan energi lebih dari dua kali energi di dalam karbohidratsehingga memerlukan tempat yang lebih kecil.
Lemak yang merupakan simpanan energi berupa jaringan lemak.Sebagian jaringan lemak berupa lemak putih seperti yang terdapat di bawah kulit dan sekitar organ. Lemak tubuh yang mengandung lebih banyak darah tampak kecokelatan dan hanya terdapat di bagian tertentu tubuh, misalnya  punggung bagian atas pada bayi. Lemak simpanan kecolekatan ini digunakan untuk mempertahankan suhu normal tubuh pada bayi.
Lemak metabolik merupakan lemak yang mengalami perubahanmetabolik, menghasilkan zat khusus yang mempunyai arti penting secarahayati maupun gizi. Pelepasan energi yang terdapat di dalam lemak simpanan didahului oleh perubahan lemak itu ke dalam bentuk metabolik yang dapat diuraikan. Contoh lain kolesterol, yang mengalami perubahan
di dalam kelenjar adrenal (anak ginjal) menjadi berbagai hormon steriod.Di dalam hati kolesterol diubah menjadi asam-asam empedu yangdigunakan dalam pencernaan lemak yang tidak larut di dalam air,sedangkan sebagaian besar bagian tubuh misalnya darah, terdiri atas air.Karena itu pengangkutan lemak melalui darah terjadi dengan bantuan protein. Lemak diikat oleh protein menjadi lipoprotein.
Lemak simpanan tidak hanya berasal dari lemak makanan tetapi juga dari karbohidrat dan protein yang diubah menjadi lemak di dalam tubuh. Selama peredaran di dalam darah, lipoprotein dapat membawakolesterol. Lipoprotein berdensitas rendah (low desnsity lipoprotein)mengangkut kolesterol dari hati ke sel. Lipoprotein berdensitas tinggi(high density lipoprotein) mengangkut kolesterol dari sel ke hati.


II.2 Kebutuhan Lemak 
            Tubuh manusia membutuhkan lemak sejak masa janin. Pada masaitu terjadi pertumbuhan dan perkembangan otak yang sangat pesat. Masa penting perkembangan otak ialah pada pembelahan sel dini, yaitu padawaktu janin mendapat makanan dari plasenta 70% sel otak membelaselama masa pertumbuhan janin. Pada awal pembentukan otak kandungan lipida di dalam otak meningkat karena lipida merupakan bagian dari membaran sel otak. Sekitar 50% bobot kering otak terdiri atas lipida dan 50% lipida itu terdiri atas asam lemak tak jenuh majemuk  berantai panjang. Lipida juga merupakan bagian utama jaringan saraf.
Lipida merupakan bagian membran sel penerima cahaya padaretina. Sebagian besar asam lemak masuk ke dalam sel penerima cahaya pada masa pasca lahir. Namun ketersediaan asam lemak pada masa perinatal juga diperlukan untuk mencegah kerusakan fungsi retinatermasuk penurunan ketajaman penglihatan.
Asam lemak yang terdapat banyak di dalam sel otak dan retinaialah asam dokosaheksaenoat (22 : 6 n-3). Otak juga menggunakan asameikosatetraenoat (20 : 4n-6).
Kebutuhan lemak untuk digunakan sebagai bagain membran sel berlangsung terus. Selanjutnya lemak dari makanan dibutuhkan tubuhsebagai sumber energi dan zat gizi esensial yaitu asam lemak esensialdan mungkin pula sebagai sumber vitamin larut dalam lemak.
Asam arakhidonat dan asam lemak tak majemuk tak berantai atomkarbon 20 dan 22 merupakan  penurun asam eikosaenoat. Asam-asam in imempunyai sejumlah besar aktivitas fisiologi antara lain, kemampuanmengkontraksi otot halus, menghambat atau mendorong adhesi kepingdarah dan menyebabkan kontriksi atau dilatasi pembuluh darah yangmempergaruhi tekanan darah.
Salah satu eikosanoid yaitu prostasiklin yang terbentuk di dindingarteri merupakan penghambat kuat agregasi keping-keping darah.Prostasiklin melemaskan dinding arteri sehingga mendorong penurunantekanan darah. Sebaliknya, tromboksan yang terdapat di dalam keping-keping darah, mendorong agregasi keping-keping darah sehingga dindingarteri berkontraksi dan mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Jumlah lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari tidak ditetapkan. Pada daftar dianjurkan tidak terdapat angka untuk lemak. Namun apabila kita memperhatikan label pangan dalam kemasan, kitaakan menjumpai angka kecukupan lemak. Angka kecukupan gizi untuk menghitung sumbagan zat gizi yang terkandung di dalam panganterhadap pemenuhan kecukupan zat gizi.
Dalam hal lemak, angka kecukupan zat gizi untuk label pangan dapat digunakan sebagai pedoman konsumsi lemak sehari.
Anak usia 4 sampai 24 bulan misalnya dapat mengkonsumsi lemak sebanyak 30 gram atau 28, 4% kecukupan energi sehari. Lemak yangdikonsumsi harus mengandung 3 gram asam linoleat. Anak usia 2 ± 5tahun dapat mengkonsumsi 45 gram lemak sehari, atau 27% kecukupan energi. Asam linoleat yang dikonsumsi sehari 4,5 gram. Bagi orang dewasa, konsumsi lemak maksimum 55 gram atau 25% kecukupanenergi sehari. Lemak yang dikonsumsi sebaiknya tidak mengandungasam lemak jenuh lebih dari 20 gram. Masukan kolesterol bagi orangdewasa sebaiknya kurang dari 300 mg sehari.
Mengapa hanya asam linoleat yang disebut, padahal asam linoleatdan asam asakidonat juga menrupakan asam lemak esensial. Bahwa asam linoleat esensial bagi manusia, tidak diragukan lagi namun keesensiallanasam linoleat masih dipertanyakan. Karena sebagian besar lipida otak terditi dari turunan asam linoleat masuk akal untuk menganggap asamlinoleat sebagai esensial. Asam arakidonat dapat dibentuk di dalam tubuhmelalui proses perpanjangan rantai atom karbon dan pentidak jenuhandari asam linoleat.
Maka apabila tubuh mendapat asam linoleat dan atau asamlinolenat dan proses tersebut masih berlangsung asam arakhidonat tidak harus ada makanan. Departemen Kesehatan UK pada tahun 1991menetapkan , jumlah asam linoleat di dalam makanan sekurang-kurangnya 1% energi makanan, sedangakn jumlah asam linolenatsekurang-kurangnya 0,2% energi makanan yang dikonsumsi bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Para ahli sepakat, bayi baru lahir dianjurkanmendapat asam linolenat sebanyak 0,5% energi makanan atau 1% jumlahasam lemak. Jumlah ini didasrkan atas kadar rata-rata asam lemak tersebut di dalam air susu ibu.

II.3 Defisiensi lemak       
            Terjadi pada kelaparan (starvation), gangguan penyerapan ( malabsorption), pada keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanan karena intake yang kurang, yang dimobilsasi selain lemak juga karbohidrat, pada gizi buruk yang keras akhirnya diambil protein dari jaringan lemak sehingga vakuol yang ditempati oleh lemak menjadi keriput.,sel menjadi longgar dan diisi oleh transudat., makin banyak lemak yang hilang makin banyak cairan interstitium.
            Karena karbohidrat yang disimpan tidak banyak dibanding dengan simpanan lemak, maka turunnya berat badan , merupakan cermin mobilisasi lemak dari depot2nya, dan baru kemudian menyusul protein.
Dengan menghilangnya lemak maka alat tubuh mengecil.
Alat tubuh dibagi atas 3 golongan :
1.Alat tubuh yang kehilangan berat sejajar dengan turunnya berat badan ( pancreas, kelenjar parotis, dan submaxillaris).
2.Alat tubuh yang kehilangan berat lebih banyak dibandingkan dengan turunnya berat badan (thymus, limpa dan hati).
3.Alat tubuh yanmg kehilangan berat hanya sedikit dari turunnya berat badan (ginjal, ovarium, testis, thyroid, jantung dan otak.)
Di negara maju, asupan lemak dianjurkan kurang lebih 35% dari total asupan kalori, sedangkan di negara berkembang asupan lemak jauh lebih sedikit dari anjuran tersebut.] Lemak baik untuk dikonsumsi karena memiliki fungsi menghasilkan energi (9 Kkal/gr), memberikan rasa gurih, membantu pengangkutan vitamin A, D, E, K dan mengandung asam lemak esensial Akan tetapi, pada usia lanjut pemilihan jenis lemak harus lebih bijaksana. Lemak tidak jenuh, khususnya omega-3 dan omega-9 perlu mendapat perhatian.

II.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Lemak 
 Makanan sumber lemak biasanya lebih mahal dari pada makanansumber karbohidrat. Bandingkan misalnya, harga 1 kg beras dan harga 1kg minyak goreng. Karena itu dikonsumsi lemak biasanya dipengaruhioleh tingkat penghasilan. Apabila penghasilan bertambah, konsumsilemak meningkat, dan sebaliknya.
Kenyataan di Indonesia, masyarakat berpenghasilan rendahmengkonsumsi lemak kurang dari 10% konsumsi energi. Golonganmasyarakat ini perlu meningkatkan konsumsi lemak. Sebaliknyamasyarakat berpenghasilan tinggi cenderung mengkonsumsi lemak  berlebihan sehingga harus mengurangi konsumsi lemak.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh konsumsi rendah lemak?Kekurangan asam lemak esensial (Omega -3 dan Omega -6) pada masa janin mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak. Pertumbuhanotak yang terganggu akan mengakibatkan penurunan fungsi otak, yaitukemampuan kognitif rendah, yang tidak dapat diperbaiki kemudian.
Kekurangan asam linoleat pada anak-anak dan orang dewasa mengakibatkan  kelainan pada kulit yaitu ekzema. Pada ekzema kulitmengalami inflamasi yaitu radang disertai panas kering dan bersisik.Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat makanan Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat makanan mengandung asam linoleat kurang dari0,1% energi makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi jika makanantidak mengandung lemak. Untuk memenuhi kecukupan asam lemak esensial, susu formula bayi sekarang ditambah asam linolenat sehinggarasio asam linoleat terhadap asam linolenat mendekati 5 : 1.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pertama kali ditemukan pada anak-anak yang mendapat makanan yang dapat dikatakan tanpa lemak. 400 bayi yang diberi makanan yang mengandung asam linoleat dalam jumlah yang berbeda. Anak-anak yang mendapat makanan dengan kandungan asam linoleat kurang dari 0,1% energi makanan menunjukkan gejala kekurangan asam lemak esensial.
Akibat kekurangan asam lemak esensial pada orang dewasa diamati pada seorang pria yang  ususnya dibuang, disisakan sepanjang 60 cm.Kemudian dia mendapat makanan tanpa lemak melalui vena saja. Setelah100 hari dia menderita radang kulit bersisik.
Kekurangan lemak mengakibatkan perubahan pada komposisi asamlemak di berbagai jaringan, terutama membran sel. Selain itu terjadi penurunan efisiensi produksi energi di dalam sel.
Penyerapan vitamin larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, danK rendah jka makanan sehari-hari mengandung sedikit lemak.Kandungan vitamin-vitamin tersebut di dalam hidangan makanan rendahlemak mungkin juga sedikit.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh konsumsi berlebih lemak?Konsumsi berlebih lemak akan mengakibatkan kegemukan karena kadar energi di dalam lemak lebih dari 2 kali kadar energi di dalam karbohidrat.Rasa makanan berlemak yang umumnya enak, cenderung mendorongkonsumsi berlebih. Kegemukan berkaitan dengan timbulnya penyakitkronis seperti jantung dan pembuluh darah dan diabetes melitus.
Peningkatan kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah dengan gejala awal tekanandarah tinggi (hipertensi) kebiasaan dan pola makan berperan besar dalam pengendalian kadar kolesterol di dalam darah. Upaya yang dapatdilakukan untuk mempertahankan kadar normal kolesterol di dalamdarah meliputi mempertahankan berat badan normal, tidak mengkonsumsi berlebih lemak dan lemak jenuh, mengatur keseimbangankonsumsi asam lemak tak jenuh dan menguranggi konsumsi makanan berkadar tinggi kolesterol.
Penelitian di Jepang menunjukkan, konsumsi berlebih asam lemak linoleat dan perubahan pada keseimbangan asam lemak esensial yangdikonsumsi mengakibatkan tubuh hiperaktif terhadap berbagai zat penyebab alergi. Meningkatkan rasio asam lemak Omega -3 atau Omega-6 di dalam sel berperan dalam alergi dan inflamasi akan menurunkanreaktifitas tubuh terhadap alergi dan inflamasi.
Pengamatan pada hewan percobaan menunjukkan konsumsi berlebih lemak jenuh maupun lemak tak jenuh, mendorong terjadinya pertumbuhan tumor. Perlu diingat, faktor resiko kanker banyak sekali,makanan hanya salah satu di antaranya. Perubahan dan pola makanatidak menjamin seseorang terhindar dari kanker.Penelitian pada hewan menunjukkan, untuk menghindari penyakitkronis seyogyanya konsumsi asam lemak Omega -6 dikurangi dankonsumsi asam lemak Omega -3 ditingkatkan. Konsumsi asam linolenatsebanyak 8,4% energi menunjukkan hasil terbaik.

II.5 penyakit akibat dari defisiensi lemak
1.    Marasmus
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit, Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus, diantaranya:
-    Bayi akan merasa lapar dan cengeng.
-    Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
-    Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha dan pantatbayi  yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
-    Oedema (bengkak) tidak terjadi.
-    Warna rambut tidak berubah.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat badan dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal. Sedikitnya jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis, oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh. Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah bayi marasmus dapat bertahan/survive (Cameron & Hofvander 1983:19-21).
2.  Kwashiorkor
Jika marasmus umumnya terjadi pada bayi dibawah 12 bulan, kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada dibanding bayi marasmus. Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Beberapa tanda khusus dari kwashiorkor adalah:
-    Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah. Sifatnya “pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat badan yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak oedema lagi (pada masa penyembuhan).
-    Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
-    Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia.
-    Terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat. Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena tidak adanya tryptophan dan nicotinamide, meskipun kekurangan zinc bisa juga menjadi penyebab dermatitis. Pada kasus kwashiorkor tingkat berat kulit akan mengeras seperti keripik terutama pada persendian utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
-    Pada kwashiorkor, pengaruh terhadap sistem neurologi dijumpai adanya tremor seperti Parkinson yang berpengaruh terhadap jaringan (cabang) syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti otot mata sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang menghasilkan suara getar serak/cengeng.
Perubahan mental juga terjadi misalnya bayi menjadi cengeng, apatis, hilangnya nafsu makan dan sukar diberi makan/disulang. Gejala anemia dan defisiensi mikronutrien juga sering dijumpai pada kasus ini.
3.    Marasmic – Kwashiorkor
Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya tergantung dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan protein akan berkurang/habis terpakai.
Apabila masukan energi kurang dan cadangan lemak terpakai, bayi/anak akan jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila cadangan protein dipakai untuk energi, gejala kwashiorkor akan menyertai. Hal ini dapat terjadi pada anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat saja seperti beras, jagung atau singkong yang miskin akan protein. Gagalnya pertumbuhan kemungkinan akan menyertai pada kasus KEP-marasmus, Kwashiorkor atau keduanya.
4.    Susunan Syaraf Pusat dan Kekurangan Energi Protein
Masukan energi dan protein yang tidak mencukupi kebutuhan bayi/anak, akan berdampak terutama pada perkembangan susunan saraf. Hal ini dapat terjadi sejak di dalam kandungan, lebih-lebih setelah lahir.
Menurut Beard (dalam Ziegler and Filler 1996: 615) kekurangan energi dan protein biasanya disertai defisiensi zat gizi mikro yang sangat berpengaruh terhadap sel-sel otak dan Susunan Saraf Pusat (SSP) atau Central Nervous System (CNS) serta penurunan jumlah lemak otak (total brain lipid), kolesterol, phospolipid dan ganglioside. (Yusuf, 1979 dan Sastri, 1985 dalam Ziegler and Filler 1996: 615).
Dampak dari KEP terhadap SSP/CNS sangat terasa terutama pada awal pertumbuhan. Terjadinya disfungsi dari neuromuscular adalah tanda dari marasmus dan kwashiorkor yang akan menyebabkan kerusakan motor neuron dan saraf sensor.
Pengaruh KEP yang terjadi pada masa 13 minggu kehamilan sampai usia 1 atau 2 tahun akan berakibat terganggunya multiplikasi glial, pertumbuhan syaraf neuron dan pembelahannya. Kegagalan pemberian kalori dan protein untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang pendek ini akan membawa perubahan morfologis yang berarti. (Chopra dan Arun, 1992 dalam Ziegler and Filler 1996: 615).



II.6 Solusi Akibat Dari Defisiensi Lemak
Agar konsumsi lemak dapat bermanfaat positif bagi tubuh manusia perlu strategi yang tepat pada pemilihan jenis lemak. Pedoman umum agar makanan yang dikonsumsi mengandung zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, adalah dengan mempertimbangkan kecukupan, keseimbangan, dan keberagaman zat masing-masing individu. Dapat dengan meningkatkan jumlah vitamin D serta lemak dibutuhkan untuk tubuh menyerap itu, juga ditemukan pada ikan salmon, sarden, dan minyak ikan cod.
PENCEGAHAN
Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara simultan dan konsisten, dapat segera dilaksanakan beberapa tindakan untuk mengatasi keadaan :
1.    Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare:
-    Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya.
-    Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
-    Program Imunisasi.
-    Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC, nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
2.    Memperkecil dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di wilayah yang sanitasi lingkungannya belum baik. Diarhea merupakan penyakit endemo-epidemik yang menjadi salah satu penyebab bagi malnutrisi. Dehidrasi awal dan re-feeding secepat mungkin merupakan pencegahan untuk menghindari bayi malnutrisi/KEP.
3.    Deteksi dini dan manajemen KEP awal/ringan:
-    Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu, misalnya dengan tolok ukur KMS.
-    Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya penyakit infeksi).
4.    Memelihara status gizi anak
-    Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
-    Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
-    Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap keluarga.
-    Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan bayi menghendaki.
(WHO Geneva 1976: 45-46)
BAB III
PENUTUP

Makanan yang dimakan manusia disamping menghasilkan energi atau tenaga, juga mengandung senyawa-senyawa untuk  pertumbuhan dalam menjalankan fungsi-fungsi kehidupan. Agar dapat memenuhinya makanan harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin,mineral dan air.
Makanan sebagai sumber energi tubuh, lemaklah yang menghasilkan energi besar, karena 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori sedangkan pada karbohidratdan protein menghasilkan 4 kalori.
Energi ( asam arakhidonat, dokosatetraeonat dan dokosaheksaeonat) sangatdibutuhkan untuk metabolisme basal, thermic effect feeding, thermoregulation,aktivitas fisik dan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak. Makanan yang seimbang untuk bayi dan anak-anak apabila total energi yang dihasilkan  ketiga zat gizi penghasil energi masing-masing  memberi kisaran kontribusi energi sebagai berikut:
1.      Lemak sebesar 30 ± 55% dari total energi2.

2.      Protein sebesar 7 ± 16% dari total energi3.

3.      Karbohidrat sebesar 29 ± 63% dari total energi
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa sejak bayi kebutuhan energi yangdihasilkan oleh lemak cukup besar selain karbohidrat. Dan kebutuhan inimeningkat sampai masa produktif (dewasa). Energi yang dihasilkan oleh lemak tahan lama karena lemak dalam proses penguraiannya lebih lama.