Selasa, 15 Mei 2012
Minggu, 06 Mei 2012
Selasa, 01 Mei 2012
enterobius vermicularis
ENTEROBIUS VERMICULARIS
(OXYURIS VERMICULARIS)
Oleh :
Jamaludin
AKADEMI
KEPERAWATAN Dr. SOEDONO MADIUN
ENTEROBIUS VERMICULARIS
(OXYURIS VERMICULARIS)
Kingdom :
|
Animalia
|
Filum :
|
Nematoda
|
Kelas :
|
|
Subclass :
|
|
Order :
|
|
Keluarga
:
|
|
Genus :
|
Enterobius
|
MORFOLOGI
Cacing betina
memiliki panjang 8-13mm. Sedangkan yang jantan 2-5mm.
Dewasa:
berbentuk spindle/seperti otot, warna putih, terdapat pelebaran
cuticula/cervical alae pada leher, terdapat bulbus aesophagii pada bagian
anterior, dan pada cacing jantan ujung posterior melengkung ke ventral terhadap
spiculae.
Telur: ukuran
50-60 x 20-30 mikron, bentuk asimetris, plano convex, satu dinding agak datar
dan dinding yang lain cembung. Dinding tebal dan transparan, berisi unsegmented
ovum sampai larva, terapung dalam larutan garam jenuh, sifatnya ringan dan
tahan kekeringan, cacing betina memproduksi telur 5-15 ribu butir/hari
HABITAT
Biasanya
menempati daerah bagian bawah ileum, cecum dan colon. Cacing ini menempel pada
mucosa usus dan kadang-kadang pada sub-mucosa.
DISTRIBUSI
Cacing kremi
ini memiliki distribusi di seluruh dunia,
dan yang paling umum infeksi di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Di
Amerika Serikat, sebuah studi oleh Pusat Pengendalian Penyakit
melaporkan keseluruhan kejadian sebesar 11,4% di antara orang-orang dari segala usia.
Cacing kremi sangat sering terjadi pada anak, di kelompok usia ini yang telah
dilaporkan setinggi 61% di India, 50% di Inggris, 39% di Thailand, 37 % di
Swedia, dan 29% di Denmark. Dengan menghisap jari dan menggigit kuku
telah
terbukti dapat meningkatkan baik kejadian infeksi, Karena menyebar dari host ke
host melalui kontaminasi. Cacing
kremi adalah umum di antara orang yang tinggal di kontak dekat, dan cenderung
terjadi pada semua orang dalam rumah tangga.
SIKLUS HIDUP
Kehidupan seluruh siklus dari telur
hingga dewasa terjadi dalam saluran pencernaan manusia dari sebuah host manusia
tunggal.
Menular melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi telurnya. Dapat juga melalui udara yang
mengandung telur cacing yang berasal dari pakaian atau tempat tidur penderita
lalu terhirup bersama udara pernafasan.
Telur
menetas dalam duodenum,
kemudian cacing kremi
menghasilkan larva yang tumbuh pesat dan bermigrasi melalui usus kecil menuju
usus besar. Selama migrasi ini mereka akan berubah menjadi dewasa. Cacing betina dapat
bertahan selama 5 sampai 13 minggu, dan cacing jantan sekitar 7 minggu. Cacing
betina dan jantan bertemu diileum, dimana setelah itu cacing kremi jantan biasanya mati, dan keluar
bersama kotoran. Para cacing kremi betina menetas dan menetap di ileum
sampai di kolon asendent, di mana mereka menempel pada mukosa. Proses
bertelur dimulai sekitar lima minggu setelah konsumsi awal telur cacing kremi. Para
cacing kremi betina gravid bermigrasi melalui usus besar menuju anus dengan kecepatan 12 sampai 14 cm per jam. Cacing muncul dari anus, dan saat
bergerak pada kulit dekat anus, para cacing kremi betina mengeluarkan telur,
kemudian hancur atau pecah karena manusia menggaruk worm tersebut. Setelah
mendepositkan telurnya, cacing betina akan mati. Cacing betina keluar melalui
anus karena untuk mendapatkan oksigen yang diperlukan untuk pematangan telur.
PENULARAN
Setelah
telur telah awalnya disimpan dekat anus, mereka dapat segera dikirim ke
permukaan lain melalui kontaminasi.Permukaan telur lengket saat diletakkan, dan telur
dapat segera ditularkan dari deposit awal mereka dekat anus untuk kuku, tangan,
sampai pakaian. Dari sini, telur selanjutnya ditransmisikan ke makanan, air,
mainan, kamar mandi dan objek lain. Hewan peliharaan sering membawa telur di
bulu mereka, sementara tidak benar-benar terinfeksi. Debu yang mengandung telur
dapat bercampur dengan udara dan tersebar luas, akibatnya telur dapat terhirup
dan bisa masuk mulut kemudian ditelan. Meskipun cacing kremi tidak ketat
berkembang biak di dalam tubuh inang manusia mereka, beberapa larva cacing
kremi dapat menetas pada mukosa dubur, dan bermigrasi ke usus dan kembali ke
saluran pencernaan, Proses ini disebut retroinfection. Meskipun umurnya
terbatas, yaitu 13 minggu, perkambangbiakan cacing kremi baik melalui rute anus
ke mulut atau melalui retroinfection, menyebabkan cacing kremi menghuni host yang
sama tanpa batas.
·
Per
oral : tertelan oleh makanan yang terinfeksi cacing
·
Perinhalasi
: telur terdapat pada debu sehingga terhirup saat bernafas
·
Auto
infection : infeksi melalui tangan(habis menggaruk anus yang gatal) masuk
kedalam mulut
·
Retrofection
: telur diperianal menetas, keluar larva dan akan masuk melalui anus menuju
colon untuk tumbuh menjadi cacing dewasa.
PENGARUH PADA HOST
Karena menimbulkan gatal-gatal pada
anus/pruritus ani, sering kali terjadi autoinfeksi. Bisa juga terjadi retroinfection
dimana telur cacing menetas didaerah perianal yang lembab, kemudian larvanya
naik ke kolon lalu ke intestinum lewat anus.
Infeksi karena enterobius vermicularis
biasanya mengenai semua anggota keluarga dan asymtomatis.
Bila infeksinya berat, biasanya
menimbulkan priuritas ani yang hebat, insomnia, gelisah dan anoreksia. Pada
wanita dapat menimbulkan pruritis vulva dan keputihan.
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium
adalah melakukan perianal swab(apusan perianal) yang dilakukan pagi hari, sebelum
penderita mandi dan buang air besar.
PENCEGAHAN
· Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan
hygine pribadi dan menghindari penularan.
· Pengobatan oleh penderita dan anggota
keluarga
· Potong kuku
· Mencuci tangan sebelum sesudah makan
· Orang yang terinfeksi sebaiknya tidur
secara terpisah
· Bila perlu, konsumsi obat cacing secara
berkala
defisiensi lemak
DEFISIENSI LEMAK
Disusun oleh kelompok 4
Anggota :
Jamaludin ( 11. 048 )
AKADEMI KEPERAWATAN DR.SOEDONO MADIUN
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yng Maha Esa atas selesainya penyusunan
makalah ini tanpa halangan suatu apapun.
Makalah
ini disusun dengan cara diskusi bersama dari berbagai sumber dan dikemas dengan
cara praktis, sehingga dapat dipelajari dengan mudah. Selain untuk memperluas
cakrawala pengetahuan, makalah ini diharapkan memperlancar proses belajar
mengajar dan pemahaman anda tentang
“Defisiensi Lemak”.
Kami
menyadari, makalah ini jauh dari sempurna. Masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun, sangat
diharapkan.
Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan kami khususnya dan selanjutnya kami
lebih meningkatkan kompetensi sehingga dapat menjadi perawat profesional
sebagaimana yang diharapkan oleh bangsa dan negara.
Madiun,
April 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar...........................................................................................................................1
Daftar
Isi....................................................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN......................................................................................................3
BAB
II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
II.1 Lemak
Di Dalam Tubuh........................................................................................5
II.2 Kebutuhan
Lemak..................................................................................................6
II.3 Defisiensi
Lemak....................................................................................................7
II.4 Akibat Kelebihan
dan Kekurangan lemak.............................................................8
II.5 Penyakit
Akibat Dari Defisiensi Lemak................................................................9
II.6 Solusi
Akibat Dari Defisiensi Lemak..................................................................12
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Lemak disebut
juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber
energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ
hati, yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan energi. Lemak
secara kimiawi tersusun oleh sekelompk senyawa yang berbeda. Dalam bahan
makanan lemak dapat terdiri dari dua bentuk, yaitu yang tampak (visible)
dan yang tidak tampak (invisible). Lemak yang tampak misalnya mentega,
margarin, minyak goreng dan sebagainya. Lemak yang tidak tampak misalnya
yang terdapat dalam berbagai bahan makanan seperti daging, kacang tanah, susu,
telur, dansebagainya. Fungsi dan manfaat lemak sehubungan dengan fungsi lemak
sebagai bahan makanan lemak mempunyai peranan yang penting,karena (Pyke, 1977)
mengemukakan bahwa:(1). Kandungan kalorinya sangat tinggi. Oleh karena itu
sangat penting untuk dikonsumsi oleh orang yang sedang mengerjakan
tugas/pekerjaan fisik yang berat. Selain itu adanya lemak dalam bahan
makanan dapat memberikan citarasa kelezatan yang lebih menarik. (2). Kandungan asam lemak sangat penting, yang
disebut asam lemak esensial, karena dapatmerupakan prekursor pembentukan hormon
tertentu seperti prostaglandin. Selain itu juga sebagai penyusun membran
yang sangat penting untuk berbagai tugas metabolisme. (3). Lemak juga dapat
melarutkan berbagai vitamin, yaitu vitamin A, D, E dan K. Oleh karena itu
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung lemak akan menjamin penyediaan
vitamin-vitamin tersebut untuk keperluan tubuh. (4). Lemak dalam tubuh
mempunyai peranan yang penting, karena lemak cadangan yang ada dalam tubuh
dapat melindungi berbagai organ yang penting, seperti ginjal, hati dan
sebagainya, tidak saja sebagai isolator, tetapi juga kerusakan fisik yang
mungkin terjadi pada waktu kecelakaan.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa saja
lemak dalam tubuh ?
2.
Bagaimana
kebutuhan lemak dalam tubuh ?
3.
Pengertian defisiensi
lemak?
4.
Apa akibat
dari defisiensi lemak?
5.
Apa saja
penyakit akibat dari defisiensi lemak?
6.
Bagaimana
solusi akibat dari defisiensi lemak?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui
pengertian defisiensi lemak
2.
Mengetahui
apa akibat defisiensi lemak
3.
Mengetahui
penyakit akibat defisiensi lemak
4.
Mengetahui
bagaimana solusi akibat defisiensi lemak
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Lemak di dalam Tubuh
Lemak di dalam tubuh dibedakan atas
lemak yang merupakan bagian sel, lemak yang merupakan simpanan energi dan
lemak metabolik. Lemak yang merupakan bagian sel berfungsi memperkuat
selterutama sebagai bagian membran sel. Fosfolipida merupakan bagainterbesar
lemak pada membran sel.
Lemak yang merupakan simpanan energi
berbentuk trigliserida,kebanyakan berupa lemak jenuh dan lemak tak jenuh
tunggal. Jenislemak dalam makanan sehari-hari mempengaruhi susunan
lemak simpana. Simpanan energi di dalam tubuh berbentuk lemak karena
lemak dapat menyimpan energi lebih dari
dua kali energi di dalam karbohidratsehingga memerlukan tempat yang
lebih kecil.
Lemak yang merupakan simpanan energi
berupa jaringan lemak.Sebagian jaringan lemak berupa lemak putih seperti yang
terdapat di bawah kulit dan sekitar organ. Lemak tubuh yang mengandung
lebih banyak darah tampak kecokelatan dan hanya terdapat di bagian
tertentu tubuh, misalnya punggung bagian atas pada bayi. Lemak simpanan
kecolekatan ini digunakan untuk mempertahankan suhu normal
tubuh pada bayi.
Lemak metabolik merupakan lemak yang
mengalami perubahanmetabolik, menghasilkan zat khusus yang mempunyai arti
penting secarahayati maupun gizi. Pelepasan energi yang terdapat di dalam
lemak simpanan didahului oleh perubahan lemak itu ke dalam bentuk
metabolik yang dapat diuraikan. Contoh lain kolesterol, yang mengalami
perubahan
di dalam kelenjar adrenal (anak ginjal) menjadi
berbagai hormon steriod.Di dalam hati
kolesterol diubah menjadi asam-asam empedu yangdigunakan dalam pencernaan
lemak yang tidak larut di dalam air,sedangkan sebagaian besar bagian tubuh
misalnya darah, terdiri atas air.Karena itu pengangkutan lemak melalui darah
terjadi dengan bantuan protein. Lemak diikat oleh protein menjadi
lipoprotein.
Lemak simpanan tidak hanya berasal
dari lemak makanan tetapi juga dari
karbohidrat dan protein yang diubah menjadi lemak di dalam tubuh. Selama
peredaran di dalam darah, lipoprotein dapat membawakolesterol. Lipoprotein
berdensitas rendah (low desnsity lipoprotein)mengangkut
kolesterol dari hati ke sel. Lipoprotein berdensitas tinggi(high density
lipoprotein) mengangkut kolesterol dari sel ke hati.
II.2 Kebutuhan Lemak
Tubuh
manusia membutuhkan lemak sejak masa janin. Pada masaitu terjadi pertumbuhan
dan perkembangan otak yang sangat pesat. Masa penting perkembangan otak
ialah pada pembelahan sel dini, yaitu padawaktu janin mendapat makanan dari
plasenta 70% sel otak membelaselama masa pertumbuhan janin. Pada awal
pembentukan otak kandungan lipida di dalam otak meningkat karena lipida
merupakan bagian dari membaran sel otak. Sekitar 50% bobot kering otak
terdiri atas lipida dan 50% lipida itu terdiri atas asam lemak tak jenuh
majemuk berantai panjang. Lipida juga merupakan bagian utama
jaringan saraf.
Lipida merupakan bagian membran sel
penerima cahaya padaretina. Sebagian besar asam lemak masuk ke dalam sel
penerima cahaya pada masa pasca lahir. Namun ketersediaan asam lemak pada
masa perinatal juga diperlukan untuk mencegah kerusakan fungsi retinatermasuk penurunan ketajaman penglihatan.
Asam lemak yang terdapat banyak di
dalam sel otak dan retinaialah asam dokosaheksaenoat (22 : 6 n-3). Otak juga
menggunakan asameikosatetraenoat (20 :
4n-6).
Kebutuhan lemak untuk digunakan
sebagai bagain membran sel berlangsung terus. Selanjutnya lemak dari
makanan dibutuhkan tubuhsebagai sumber energi dan zat gizi esensial yaitu asam
lemak esensialdan mungkin pula sebagai
sumber vitamin larut dalam lemak.
Asam arakhidonat dan asam lemak tak
majemuk tak berantai atomkarbon 20 dan 22 merupakan
penurun asam eikosaenoat. Asam-asam in imempunyai
sejumlah besar aktivitas fisiologi antara lain, kemampuanmengkontraksi otot halus, menghambat atau
mendorong adhesi kepingdarah dan menyebabkan kontriksi atau dilatasi
pembuluh darah yangmempergaruhi tekanan darah.
Salah satu eikosanoid yaitu
prostasiklin yang terbentuk di dindingarteri
merupakan penghambat kuat agregasi keping-keping darah.Prostasiklin
melemaskan dinding arteri sehingga mendorong penurunantekanan darah. Sebaliknya, tromboksan yang terdapat di dalam
keping-keping darah, mendorong agregasi keping-keping darah sehingga dindingarteri
berkontraksi dan mengakibatkan tekanan darah meningkat.
Jumlah lemak yang dianjurkan untuk
dikonsumsi setiap hari tidak ditetapkan. Pada daftar dianjurkan tidak
terdapat angka untuk lemak. Namun apabila kita memperhatikan label pangan
dalam kemasan, kitaakan menjumpai angka kecukupan lemak. Angka kecukupan gizi
untuk menghitung sumbagan zat gizi yang
terkandung di dalam panganterhadap pemenuhan kecukupan zat gizi.
Dalam hal lemak, angka kecukupan zat
gizi untuk label pangan dapat digunakan sebagai pedoman konsumsi lemak sehari.
Anak usia 4
sampai 24 bulan misalnya dapat mengkonsumsi lemak sebanyak 30
gram atau 28, 4% kecukupan energi sehari. Lemak yangdikonsumsi harus mengandung 3 gram asam linoleat. Anak usia 2 ± 5tahun
dapat mengkonsumsi 45 gram lemak sehari, atau 27% kecukupan energi. Asam
linoleat yang dikonsumsi sehari 4,5 gram. Bagi orang dewasa, konsumsi lemak
maksimum 55 gram atau 25% kecukupanenergi sehari. Lemak yang dikonsumsi
sebaiknya tidak mengandungasam lemak jenuh lebih dari 20 gram. Masukan
kolesterol bagi orangdewasa sebaiknya kurang
dari 300 mg sehari.
Mengapa hanya asam linoleat yang
disebut, padahal asam linoleatdan asam asakidonat juga menrupakan asam lemak
esensial. Bahwa asam linoleat esensial bagi manusia, tidak diragukan lagi namun
keesensiallanasam linoleat masih dipertanyakan. Karena sebagian besar lipida
otak terditi dari turunan asam linoleat masuk akal untuk menganggap
asamlinoleat sebagai esensial. Asam arakidonat dapat dibentuk di dalam
tubuhmelalui proses perpanjangan rantai atom karbon dan pentidak jenuhandari
asam linoleat.
Maka apabila tubuh mendapat asam
linoleat dan atau asamlinolenat dan proses tersebut masih berlangsung asam
arakhidonat tidak harus ada makanan. Departemen Kesehatan UK pada tahun
1991menetapkan , jumlah asam linoleat di
dalam makanan sekurang-kurangnya 1% energi makanan, sedangakn jumlah
asam linolenatsekurang-kurangnya 0,2%
energi makanan yang dikonsumsi bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Para
ahli sepakat, bayi baru lahir dianjurkanmendapat asam linolenat sebanyak 0,5%
energi makanan atau 1% jumlahasam lemak. Jumlah ini didasrkan atas kadar
rata-rata asam lemak tersebut di dalam
air susu ibu.
II.3 Defisiensi lemak
Terjadi pada kelaparan (starvation), gangguan penyerapan ( malabsorption), pada keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanan karena intake yang kurang, yang dimobilsasi selain lemak juga karbohidrat, pada gizi buruk yang keras akhirnya diambil protein dari jaringan lemak sehingga vakuol yang ditempati oleh lemak menjadi keriput.,sel menjadi longgar dan diisi oleh transudat., makin banyak lemak yang hilang makin banyak cairan interstitium.
Karena karbohidrat yang disimpan tidak banyak dibanding dengan simpanan lemak, maka turunnya berat badan , merupakan cermin mobilisasi lemak dari depot2nya, dan baru kemudian menyusul protein.
Dengan menghilangnya lemak maka alat tubuh mengecil.
Alat tubuh dibagi atas 3 golongan :
1.Alat tubuh yang kehilangan berat sejajar dengan turunnya berat badan ( pancreas, kelenjar parotis, dan submaxillaris).
2.Alat tubuh yang kehilangan berat lebih banyak dibandingkan dengan turunnya berat badan (thymus, limpa dan hati).
3.Alat tubuh yanmg kehilangan berat hanya sedikit dari turunnya berat badan (ginjal, ovarium, testis, thyroid, jantung dan otak.)
Terjadi pada kelaparan (starvation), gangguan penyerapan ( malabsorption), pada keadaan ini tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanan karena intake yang kurang, yang dimobilsasi selain lemak juga karbohidrat, pada gizi buruk yang keras akhirnya diambil protein dari jaringan lemak sehingga vakuol yang ditempati oleh lemak menjadi keriput.,sel menjadi longgar dan diisi oleh transudat., makin banyak lemak yang hilang makin banyak cairan interstitium.
Karena karbohidrat yang disimpan tidak banyak dibanding dengan simpanan lemak, maka turunnya berat badan , merupakan cermin mobilisasi lemak dari depot2nya, dan baru kemudian menyusul protein.
Dengan menghilangnya lemak maka alat tubuh mengecil.
Alat tubuh dibagi atas 3 golongan :
1.Alat tubuh yang kehilangan berat sejajar dengan turunnya berat badan ( pancreas, kelenjar parotis, dan submaxillaris).
2.Alat tubuh yang kehilangan berat lebih banyak dibandingkan dengan turunnya berat badan (thymus, limpa dan hati).
3.Alat tubuh yanmg kehilangan berat hanya sedikit dari turunnya berat badan (ginjal, ovarium, testis, thyroid, jantung dan otak.)
Di negara maju, asupan lemak
dianjurkan kurang lebih 35% dari total asupan kalori, sedangkan di negara
berkembang asupan lemak jauh lebih sedikit dari anjuran tersebut.] Lemak
baik untuk dikonsumsi karena memiliki fungsi menghasilkan energi (9 Kkal/gr),
memberikan rasa gurih, membantu pengangkutan vitamin A, D, E, K dan mengandung asam
lemak esensial Akan tetapi, pada usia lanjut pemilihan jenis lemak harus lebih
bijaksana. Lemak tidak jenuh, khususnya omega-3 dan omega-9 perlu mendapat perhatian.
II.4 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Lemak
Makanan sumber lemak biasanya
lebih mahal dari pada makanansumber
karbohidrat. Bandingkan misalnya, harga 1 kg beras dan harga 1kg minyak goreng.
Karena itu dikonsumsi lemak biasanya dipengaruhioleh tingkat
penghasilan. Apabila penghasilan bertambah, konsumsilemak meningkat, dan
sebaliknya.
Kenyataan di Indonesia, masyarakat
berpenghasilan rendahmengkonsumsi lemak kurang dari 10% konsumsi energi.
Golonganmasyarakat ini perlu meningkatkan konsumsi lemak. Sebaliknyamasyarakat berpenghasilan tinggi cenderung
mengkonsumsi lemak berlebihan sehingga harus mengurangi konsumsi
lemak.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh
konsumsi rendah lemak?Kekurangan asam lemak esensial (Omega -3 dan Omega -6)
pada masa janin mengakibatkan penurunan pada pertumbuhan otak.
Pertumbuhanotak yang terganggu akan mengakibatkan penurunan fungsi otak,
yaitukemampuan kognitif rendah, yang tidak dapat diperbaiki kemudian.
Kekurangan asam linoleat pada
anak-anak dan orang dewasa mengakibatkan kelainan pada kulit yaitu ekzema. Pada ekzema
kulitmengalami inflamasi yaitu radang disertai panas kering dan
bersisik.Ekzema terjadi pada bayi yang mendapat makanan Ekzema terjadi
pada bayi yang mendapat makanan mengandung asam linoleat kurang dari0,1%
energi makanan. Pada orang dewasa ekzema terjadi jika makanantidak mengandung lemak. Untuk memenuhi kecukupan
asam lemak esensial, susu formula bayi sekarang ditambah asam
linolenat sehinggarasio asam linoleat terhadap asam linolenat mendekati 5 : 1.
Akibat kekurangan asam lemak
esensial pertama kali ditemukan pada anak-anak yang mendapat makanan yang
dapat dikatakan tanpa lemak. 400 bayi yang diberi makanan yang mengandung asam
linoleat dalam jumlah yang berbeda.
Anak-anak yang mendapat makanan dengan kandungan asam linoleat kurang
dari 0,1% energi makanan menunjukkan gejala kekurangan asam lemak esensial.
Akibat kekurangan asam lemak esensial
pada orang dewasa diamati pada seorang
pria yang ususnya dibuang, disisakan
sepanjang 60 cm.Kemudian dia mendapat makanan tanpa lemak melalui vena
saja. Setelah100 hari dia menderita radang
kulit bersisik.
Kekurangan lemak mengakibatkan perubahan
pada komposisi asamlemak di berbagai jaringan, terutama membran sel. Selain itu
terjadi penurunan efisiensi produksi energi di dalam sel.
Penyerapan vitamin larut dalam lemak
yaitu vitamin A, D, E, danK rendah jka makanan sehari-hari mengandung sedikit
lemak.Kandungan vitamin-vitamin tersebut di dalam hidangan makanan rendahlemak
mungkin juga sedikit.
Akibat apa yang ditimbulkan oleh
konsumsi berlebih lemak?Konsumsi berlebih lemak akan mengakibatkan kegemukan
karena kadar energi di dalam lemak lebih dari 2 kali kadar energi di dalam
karbohidrat.Rasa makanan berlemak yang umumnya enak, cenderung mendorongkonsumsi
berlebih. Kegemukan berkaitan dengan timbulnya penyakitkronis seperti jantung
dan pembuluh darah dan diabetes melitus.
Peningkatan kadar kolesterol di
dalam darah merupakan faktor resiko
penyakit jantung dan pembuluh darah dengan gejala awal tekanandarah tinggi
(hipertensi) kebiasaan dan pola makan berperan besar dalam pengendalian
kadar kolesterol di dalam darah. Upaya yang dapatdilakukan untuk mempertahankan
kadar normal kolesterol di dalamdarah meliputi mempertahankan berat badan
normal, tidak mengkonsumsi berlebih lemak dan lemak jenuh, mengatur
keseimbangankonsumsi asam lemak tak jenuh dan menguranggi konsumsi
makanan berkadar tinggi kolesterol.
Penelitian di Jepang menunjukkan,
konsumsi berlebih asam lemak linoleat dan perubahan pada keseimbangan asam
lemak esensial yangdikonsumsi mengakibatkan tubuh hiperaktif terhadap berbagai
zat penyebab alergi. Meningkatkan rasio asam lemak Omega -3 atau Omega-6
di dalam sel berperan dalam alergi dan inflamasi akan menurunkanreaktifitas
tubuh terhadap alergi dan inflamasi.
Pengamatan pada hewan percobaan
menunjukkan konsumsi berlebih lemak jenuh maupun lemak tak jenuh,
mendorong terjadinya pertumbuhan tumor.
Perlu diingat, faktor resiko kanker banyak sekali,makanan hanya salah satu di
antaranya. Perubahan dan pola makanatidak menjamin seseorang terhindar dari
kanker.Penelitian pada hewan menunjukkan, untuk menghindari penyakitkronis
seyogyanya konsumsi asam lemak Omega -6 dikurangi dankonsumsi asam lemak Omega
-3 ditingkatkan. Konsumsi asam linolenatsebanyak 8,4% energi menunjukkan hasil
terbaik.
II.5 penyakit akibat dari defisiensi
lemak
1. Marasmus
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit, Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus, diantaranya:
- Bayi akan merasa lapar dan cengeng.
- Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
- Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha dan pantatbayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
- Oedema (bengkak) tidak terjadi.
- Warna rambut tidak berubah.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat badan dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal. Sedikitnya jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis, oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh. Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah bayi marasmus dapat bertahan/survive (Cameron & Hofvander 1983:19-21).
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada) jaringan lemak di bawah kulit, Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena marasmus, diantaranya:
- Bayi akan merasa lapar dan cengeng.
- Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
- Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada paha dan pantatbayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
- Oedema (bengkak) tidak terjadi.
- Warna rambut tidak berubah.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat badan dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal. Sedikitnya jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis, oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh. Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan apakah bayi marasmus dapat bertahan/survive (Cameron & Hofvander 1983:19-21).
2. Kwashiorkor
Jika marasmus umumnya terjadi pada bayi dibawah 12 bulan, kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada dibanding bayi marasmus. Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Beberapa tanda khusus dari kwashiorkor adalah:
- Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah. Sifatnya “pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat badan yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak oedema lagi (pada masa penyembuhan).
- Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
- Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia.
- Terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat. Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena tidak adanya tryptophan dan nicotinamide, meskipun kekurangan zinc bisa juga menjadi penyebab dermatitis. Pada kasus kwashiorkor tingkat berat kulit akan mengeras seperti keripik terutama pada persendian utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
- Pada kwashiorkor, pengaruh terhadap sistem neurologi dijumpai adanya tremor seperti Parkinson yang berpengaruh terhadap jaringan (cabang) syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti otot mata sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang menghasilkan suara getar serak/cengeng.
Perubahan mental juga terjadi misalnya bayi menjadi cengeng, apatis, hilangnya nafsu makan dan sukar diberi makan/disulang. Gejala anemia dan defisiensi mikronutrien juga sering dijumpai pada kasus ini.
Jika marasmus umumnya terjadi pada bayi dibawah 12 bulan, kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya terhambat, jaringan otot lunak dan kendor. Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada dibanding bayi marasmus. Istilah kwashiorkor sendiri berasal dari bahasa salah satu suku di Afrika yang berarti "kekurangan kasih sayang ibu". Beberapa tanda khusus dari kwashiorkor adalah:
- Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah. Sifatnya “pitting oedema”. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat badan yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak oedema lagi (pada masa penyembuhan).
- Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
- Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia.
- Terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat. Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena tidak adanya tryptophan dan nicotinamide, meskipun kekurangan zinc bisa juga menjadi penyebab dermatitis. Pada kasus kwashiorkor tingkat berat kulit akan mengeras seperti keripik terutama pada persendian utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
- Pada kwashiorkor, pengaruh terhadap sistem neurologi dijumpai adanya tremor seperti Parkinson yang berpengaruh terhadap jaringan (cabang) syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti otot mata sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang menghasilkan suara getar serak/cengeng.
Perubahan mental juga terjadi misalnya bayi menjadi cengeng, apatis, hilangnya nafsu makan dan sukar diberi makan/disulang. Gejala anemia dan defisiensi mikronutrien juga sering dijumpai pada kasus ini.
3. Marasmic –
Kwashiorkor
Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya tergantung dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan protein akan berkurang/habis terpakai.
Anak/bayi yang menderita marasmic-kwashiorkor mempunyai gejala (sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya tergantung dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan protein akan berkurang/habis terpakai.
Apabila masukan energi kurang dan
cadangan lemak terpakai, bayi/anak akan jatuh menjadi marasmus. Sebaliknya bila
cadangan protein dipakai untuk energi, gejala kwashiorkor akan menyertai. Hal
ini dapat terjadi pada anak yang dietnya hanya mengandung karbohidrat saja
seperti beras, jagung atau singkong yang miskin akan protein. Gagalnya
pertumbuhan kemungkinan akan menyertai pada kasus KEP-marasmus, Kwashiorkor
atau keduanya.
4. Susunan Syaraf
Pusat dan Kekurangan Energi Protein
Masukan energi dan protein yang tidak mencukupi kebutuhan bayi/anak, akan berdampak terutama pada perkembangan susunan saraf. Hal ini dapat terjadi sejak di dalam kandungan, lebih-lebih setelah lahir.
Masukan energi dan protein yang tidak mencukupi kebutuhan bayi/anak, akan berdampak terutama pada perkembangan susunan saraf. Hal ini dapat terjadi sejak di dalam kandungan, lebih-lebih setelah lahir.
Menurut Beard
(dalam Ziegler and Filler 1996: 615) kekurangan energi dan protein biasanya
disertai defisiensi zat gizi mikro yang sangat berpengaruh terhadap sel-sel
otak dan Susunan Saraf Pusat (SSP) atau Central Nervous System (CNS) serta
penurunan jumlah lemak otak (total brain lipid), kolesterol, phospolipid dan
ganglioside. (Yusuf, 1979 dan Sastri, 1985 dalam Ziegler and Filler 1996: 615).
Dampak dari KEP
terhadap SSP/CNS sangat terasa terutama pada awal pertumbuhan. Terjadinya
disfungsi dari neuromuscular adalah tanda dari marasmus dan kwashiorkor yang
akan menyebabkan kerusakan motor neuron dan saraf sensor.
Pengaruh KEP yang
terjadi pada masa 13 minggu kehamilan sampai usia 1 atau 2 tahun akan berakibat
terganggunya multiplikasi glial, pertumbuhan syaraf neuron dan pembelahannya.
Kegagalan pemberian kalori dan protein untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang
pendek ini akan membawa perubahan morfologis yang berarti. (Chopra dan Arun,
1992 dalam Ziegler and Filler 1996: 615).
II.6 Solusi Akibat Dari Defisiensi Lemak
Agar
konsumsi lemak dapat bermanfaat positif bagi
tubuh manusia perlu strategi yang tepat pada pemilihan jenis
lemak. Pedoman umum agar makanan yang dikonsumsi mengandung zat
gizi
yang diperlukan oleh tubuh, adalah dengan mempertimbangkan kecukupan, keseimbangan, dan keberagaman zat masing-masing individu.
Dapat dengan meningkatkan
jumlah vitamin D serta lemak dibutuhkan
untuk tubuh menyerap itu, juga ditemukan pada ikan salmon, sarden, dan minyak
ikan cod.
PENCEGAHAN
Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara simultan dan konsisten, dapat segera dilaksanakan beberapa tindakan untuk mengatasi keadaan :
1. Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare:
- Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya.
- Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
- Program Imunisasi.
- Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC, nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
Pencegahan hendaknya meliputi seluruh faktor secara simultan dan konsisten, dapat segera dilaksanakan beberapa tindakan untuk mengatasi keadaan :
1. Mengendalikan penyakit-penyakit infeksi, khususnya diare:
- Sanitasi : personal, lingkungan terutama makanan dan peralatannya.
- Pendidikan : Dasar, Kesehatan dan Gizi.
- Program Imunisasi.
- Pencegahan penyakit yang erat dengan lingkungan, seperti TBC, nyamuk (malaria, DHF), parasit (cacing).
2. Memperkecil
dampak penyakit-penyakit infeksi terutama diare di wilayah yang sanitasi
lingkungannya belum baik. Diarhea merupakan penyakit endemo-epidemik yang
menjadi salah satu penyebab bagi malnutrisi. Dehidrasi awal dan re-feeding
secepat mungkin merupakan pencegahan untuk menghindari bayi malnutrisi/KEP.
3. Deteksi dini dan
manajemen KEP awal/ringan:
- Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu, misalnya dengan tolok ukur KMS.
- Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya penyakit infeksi).
- Memonitor tumbuh kembang dan status gizi Balita secara kontinyu, misalnya dengan tolok ukur KMS.
- Perhatian khusus untuk faktor “risiko tinggi” yang akan berpengaruh kelangsungan status gizi (antara lain: kemiskinan, ketidak tahuan, adanya penyakit infeksi).
4. Memelihara
status gizi anak
- Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
- Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
- Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap keluarga.
- Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan bayi menghendaki.
(WHO Geneva 1976: 45-46)
- Dimulai sejak dalam kandungan, ibu hamil dengan gizi yang baik diharapkan akan melahirkan bayi dengan status gizi yang baik pula.
- Setelah lahir segera diberi ASI eksklusif sampai usia 4 atau 6 bulan.
- Pemberian makanan pendamping ASI (weaning food) bergizi, mulai usia 4 atau 6 bulan secara bertahap sampai anak dapat menerima menu lengkap keluarga.
- Memperpanjang masa menyusui (prolong lactation) selama ibu dan bayi menghendaki.
(WHO Geneva 1976: 45-46)
BAB III
PENUTUP
Makanan yang dimakan manusia
disamping menghasilkan energi atau tenaga, juga mengandung senyawa-senyawa
untuk pertumbuhan dalam menjalankan fungsi-fungsi kehidupan. Agar
dapat memenuhinya makanan harus mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin,mineral dan air.
Makanan sebagai sumber energi tubuh,
lemaklah yang menghasilkan energi besar, karena 1 gram lemak menghasilkan
9 kalori sedangkan pada karbohidratdan protein menghasilkan 4 kalori.
Energi ( asam arakhidonat,
dokosatetraeonat dan dokosaheksaeonat) sangatdibutuhkan untuk metabolisme
basal, thermic effect feeding, thermoregulation,aktivitas fisik dan pertumbuhan
pada bayi dan anak-anak. Makanan yang seimbang
untuk bayi dan anak-anak apabila total energi yang dihasilkan ketiga zat gizi penghasil energi masing-masing
memberi kisaran kontribusi energi sebagai
berikut:
1. Lemak sebesar 30 ± 55% dari total energi2.
2. Protein sebesar 7 ± 16% dari total energi3.
3. Karbohidrat sebesar 29 ± 63% dari total energi
Dengan demikian dapat dilihat, bahwa sejak bayi
kebutuhan energi yangdihasilkan oleh lemak cukup besar selain karbohidrat. Dan kebutuhan
inimeningkat sampai masa produktif (dewasa). Energi yang dihasilkan oleh
lemak tahan lama karena lemak dalam proses penguraiannya lebih lama.
Langganan:
Postingan (Atom)