ENTEROBIUS VERMICULARIS
(OXYURIS VERMICULARIS)
Oleh :
Jamaludin
AKADEMI
KEPERAWATAN Dr. SOEDONO MADIUN
ENTEROBIUS VERMICULARIS
(OXYURIS VERMICULARIS)
Kingdom :
|
Animalia
|
Filum :
|
Nematoda
|
Kelas :
|
|
Subclass :
|
|
Order :
|
|
Keluarga
:
|
|
Genus :
|
Enterobius
|
MORFOLOGI
Cacing betina
memiliki panjang 8-13mm. Sedangkan yang jantan 2-5mm.
Dewasa:
berbentuk spindle/seperti otot, warna putih, terdapat pelebaran
cuticula/cervical alae pada leher, terdapat bulbus aesophagii pada bagian
anterior, dan pada cacing jantan ujung posterior melengkung ke ventral terhadap
spiculae.
Telur: ukuran
50-60 x 20-30 mikron, bentuk asimetris, plano convex, satu dinding agak datar
dan dinding yang lain cembung. Dinding tebal dan transparan, berisi unsegmented
ovum sampai larva, terapung dalam larutan garam jenuh, sifatnya ringan dan
tahan kekeringan, cacing betina memproduksi telur 5-15 ribu butir/hari
HABITAT
Biasanya
menempati daerah bagian bawah ileum, cecum dan colon. Cacing ini menempel pada
mucosa usus dan kadang-kadang pada sub-mucosa.
DISTRIBUSI
Cacing kremi
ini memiliki distribusi di seluruh dunia,
dan yang paling umum infeksi di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Di
Amerika Serikat, sebuah studi oleh Pusat Pengendalian Penyakit
melaporkan keseluruhan kejadian sebesar 11,4% di antara orang-orang dari segala usia.
Cacing kremi sangat sering terjadi pada anak, di kelompok usia ini yang telah
dilaporkan setinggi 61% di India, 50% di Inggris, 39% di Thailand, 37 % di
Swedia, dan 29% di Denmark. Dengan menghisap jari dan menggigit kuku
telah
terbukti dapat meningkatkan baik kejadian infeksi, Karena menyebar dari host ke
host melalui kontaminasi. Cacing
kremi adalah umum di antara orang yang tinggal di kontak dekat, dan cenderung
terjadi pada semua orang dalam rumah tangga.
SIKLUS HIDUP
Kehidupan seluruh siklus dari telur
hingga dewasa terjadi dalam saluran pencernaan manusia dari sebuah host manusia
tunggal.
Menular melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi telurnya. Dapat juga melalui udara yang
mengandung telur cacing yang berasal dari pakaian atau tempat tidur penderita
lalu terhirup bersama udara pernafasan.
Telur
menetas dalam duodenum,
kemudian cacing kremi
menghasilkan larva yang tumbuh pesat dan bermigrasi melalui usus kecil menuju
usus besar. Selama migrasi ini mereka akan berubah menjadi dewasa. Cacing betina dapat
bertahan selama 5 sampai 13 minggu, dan cacing jantan sekitar 7 minggu. Cacing
betina dan jantan bertemu diileum, dimana setelah itu cacing kremi jantan biasanya mati, dan keluar
bersama kotoran. Para cacing kremi betina menetas dan menetap di ileum
sampai di kolon asendent, di mana mereka menempel pada mukosa. Proses
bertelur dimulai sekitar lima minggu setelah konsumsi awal telur cacing kremi. Para
cacing kremi betina gravid bermigrasi melalui usus besar menuju anus dengan kecepatan 12 sampai 14 cm per jam. Cacing muncul dari anus, dan saat
bergerak pada kulit dekat anus, para cacing kremi betina mengeluarkan telur,
kemudian hancur atau pecah karena manusia menggaruk worm tersebut. Setelah
mendepositkan telurnya, cacing betina akan mati. Cacing betina keluar melalui
anus karena untuk mendapatkan oksigen yang diperlukan untuk pematangan telur.
PENULARAN
Setelah
telur telah awalnya disimpan dekat anus, mereka dapat segera dikirim ke
permukaan lain melalui kontaminasi.Permukaan telur lengket saat diletakkan, dan telur
dapat segera ditularkan dari deposit awal mereka dekat anus untuk kuku, tangan,
sampai pakaian. Dari sini, telur selanjutnya ditransmisikan ke makanan, air,
mainan, kamar mandi dan objek lain. Hewan peliharaan sering membawa telur di
bulu mereka, sementara tidak benar-benar terinfeksi. Debu yang mengandung telur
dapat bercampur dengan udara dan tersebar luas, akibatnya telur dapat terhirup
dan bisa masuk mulut kemudian ditelan. Meskipun cacing kremi tidak ketat
berkembang biak di dalam tubuh inang manusia mereka, beberapa larva cacing
kremi dapat menetas pada mukosa dubur, dan bermigrasi ke usus dan kembali ke
saluran pencernaan, Proses ini disebut retroinfection. Meskipun umurnya
terbatas, yaitu 13 minggu, perkambangbiakan cacing kremi baik melalui rute anus
ke mulut atau melalui retroinfection, menyebabkan cacing kremi menghuni host yang
sama tanpa batas.
·
Per
oral : tertelan oleh makanan yang terinfeksi cacing
·
Perinhalasi
: telur terdapat pada debu sehingga terhirup saat bernafas
·
Auto
infection : infeksi melalui tangan(habis menggaruk anus yang gatal) masuk
kedalam mulut
·
Retrofection
: telur diperianal menetas, keluar larva dan akan masuk melalui anus menuju
colon untuk tumbuh menjadi cacing dewasa.
PENGARUH PADA HOST
Karena menimbulkan gatal-gatal pada
anus/pruritus ani, sering kali terjadi autoinfeksi. Bisa juga terjadi retroinfection
dimana telur cacing menetas didaerah perianal yang lembab, kemudian larvanya
naik ke kolon lalu ke intestinum lewat anus.
Infeksi karena enterobius vermicularis
biasanya mengenai semua anggota keluarga dan asymtomatis.
Bila infeksinya berat, biasanya
menimbulkan priuritas ani yang hebat, insomnia, gelisah dan anoreksia. Pada
wanita dapat menimbulkan pruritis vulva dan keputihan.
Bahan pemeriksaan untuk laboratorium
adalah melakukan perianal swab(apusan perianal) yang dilakukan pagi hari, sebelum
penderita mandi dan buang air besar.
PENCEGAHAN
· Pencegahan dilakukan dengan meningkatkan
hygine pribadi dan menghindari penularan.
· Pengobatan oleh penderita dan anggota
keluarga
· Potong kuku
· Mencuci tangan sebelum sesudah makan
· Orang yang terinfeksi sebaiknya tidur
secara terpisah
· Bila perlu, konsumsi obat cacing secara
berkala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar